Warga Desa Sukarame: Sebelum Ada Jembatan Gantung, Harus Mutar Sejauh 3 Kilometer

- News
  • Bagikan

HERALDJABAR, BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, telah meresmikan Jembatan Gantung Simpay Asih, Selasa, (10/05/2022). Keberadaan jembatan yang menjadi penghubung dua desa dan kecamatan ini disambut bahagia oleh warga setempat yang tinggal di bantaran Sungai Citarum tersebut.  

Acep, salah seorang warga Desa Sukarame menegaskan, jika kehadiran jembatan tersebut merupakan jalan keluar bagi warga setempat. Bahkan telah menghubungkan dua desa dan kecamatan sekaligus, yakni Desa Resmitinggal, masuk wilayah Kecamatan Kertasari dan Desa Sukarame, Kecamatan Pacet.

“Kita sangat berbahagia dengan kehadiran jembatan ini. Ini adalah solusi terbaik,” kata Acep, Rabu, 11 Mei 2022.

Acep mengatakan, jembatan memang kebutuhan masyarakat di sekitar bantaran sungai tersebut. Berdasarkan ingatan Acep, warga sudah lebih dari lima kali membangun jembatan secara swadaya dengan menggunakan bamboo. Namun, jembatan tersebut tidak bertahan lama.

“Sudah nggak kehitung, buat lalu rusak diterjang banjir bandang. Buat lagi, rusak lagi,” tambah Acep.

Menurut Acep, warga sudah lama mendambakan kehadiran jembatan gantung yang menghubungkan dua desa. Sebagai masyarakat mayoritas petani, jembatan kokoh sangat dibutuhkan untuk membawa hasil panen dan meningkatkan hubungan antar wilayah sebagai jalan umum seperti anak sekolah.

Hal sama diakui Iis Komala. Ia mengaku tidak mesti memutari jalan desa hingga 3 kilometer karena keberadaan jembatan gantung tersebut. “Dengan adanya jembatan permanen ini, keresahan warga kini sudah hilang. Kahartos pisan,” ujar Ibu rumah tangga itu.

Untuk diketahui, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan beroperasinya jembatan gantung Simpay Asih. Dana pembangunan jembatan tersebut berasal dari donasi Yayasan Buddha Tzu Chi.

“Saya titip ke warga, tolong dipelihara. Kita tidak sama dalam iman, tapi kita bersuadara dalam kemanusiaan. Ini adalah bukti bahwa jika manusia saling menolong maka memudahkan urusan kemanusiaan,” tutur gubernur.

Jembatan yang terbuat dari besi sepanjang 70 meter dengan lebar 1,2 meter menghubungkan Desa Resmitinggal, Kecamatan Kertasari dan Desa Sukarame, Kecamatan Pacet. Selama ini jembatan semipermanen yang dibuat warga kerap hancur akibat diterjang air Sungai Citarum yang meluap ketika hujan turun.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Buddha Tzu Chi Marlius mengatakan, pembangunan jembatan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp600 juta. Jembatan cukup tinggi, sehingga tidak lagi khawatir akan rusak diterjang luapan Citarum.

Meski kokoh karena terbuat dari rangkaian baja dan lantai lempengan baja, untuk melintasinya wajib mematuhi ketentuan. Seperti tidak boleh bergerombol dengan maksimal lima orang.

Stay connect With Us :
  • Bagikan