HERALD.ID, JAKARTA – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mohammad Mukri mengusulkan pondok pesantren (Ponpes) Al-Zaytun ditutup bila ditemukan adanya ajaran agama Islam yang menyimpang.
“Kalau memang betul-betul terbukti nanti menyimpang, ya ditutup lah Al-Zaytun, kecuali dia mau ubah kurikulumnya, tapi itu persoalan lain,” kata Mukri dikutip herald.id dari CNNIndonesia.com, Senin (19/6).
Mukri lantas mendukung upaya Pemprov Jawa Barat, PWNU Jabar hingga MUI Jabar untuk menyelesaikan kontroversi pesantren Al-Zaytun ini. Baginya, apa terjadi di Al-Zaytun merupakan persoalan akidah yang sensitif bagi umat Islam.
“Karena ini masalah akidah, sensitif. Karena itu negara perlu segera hadir,” kata dia.
Di sisi lain, Mukri turut menyoroti kontroversi yang dibuat pimpinan Al-Zaytun, Panji Gumilang selama ini. Ia mencatat Panji sempat menuai kontroversi soal ajaran naik haji tak perlu ke Makkah, zina diperbolehkan asal membayar uang, hingga menyanyikan lagu Yahudi ‘havenu shalom alachem’.
Ia mengatakan hampir semua Ormas Islam yang ada di Indonesia menolak ajaran kontroversial yang dibuat Panji Gumilang tersebut.
“Bahwa paham yang disampaikan Panji Gumilang itu enggak ada ininya, saya juga enggak tahu sanad keilmuannya, ngambil di mana, kitabnya apa, gurunya siapa,” kata dia.
Lebih lanjut, Mukti dapat memahami Lembaga Bathsul Masail (LBM) PWNU Jawa Barat yang menyatakan Ma’had Al-Zaytun telah menyimpang dari ajaran Ahlussunnah wal Jamaah. Ia juga memahami LBM PWNU Jabar menyatakan haram untuk menyekolahkan anak di Al-Zaytun.