HERALDJABAR.ID – Panglima TNI Laksamana Yudo Margono meminta maaf atas ucapannya soal ‘piting’ pendemo di wilayah Rempang, Kepulauan Riau (Kepri).
Hal itu lantaran ia menginstruksikan prajuritnya untuk memiting warga Rempang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) jika melawan.
Pernyataan itu keluar ketika Laksamana Yudo berbicara di depan komandan satuan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur pada pekan lalu, merespons rencana pemerintah menggandeng investor Cina untuk membangun Rempang Eco City. Sebagai konsekuensinya, permukiman pendudukan harus direlokasi.
“Saya mohon maaf, sekali lagi mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai seolah dipiting, itu karena bahasa saya dipiting itu saya orang ndeso yang biasa melaksanakan waktu kecil sering piting-pitingan dengan teman saya,” kata Laksamana Yudo di Dermaga Batu Ampar, Kota Batam, Selasa (19/9/2023).
“Karena saya kira dipiting lebih aman kita tidak punya alat, sejak Orde Baru tidak ada, sejak Undang-Undang TNI tidak dilibatkan untuk memakai alat, seperti zaman dulu tidak ada,” kata Yudo usai membuka secara resmi latihan gabungan terpadu ASEAN Solidarity Exercise 01-Natuna Tahun 2023 di Kota Batam.
Eks KSAL itu menjelaskan, pernyataan dipiting itu muncul untuk menjawab pertanyaan dari pangdam. Yudo pun menekankan, jika yang disampaikannya merupakan seumpama jika harus menghadapi masyarakat dengan tidak menggunakan alat.
“Tidak ada saya mengerahkan pasukan karena memang tidak ada permintaan pengerahan pusat pasukan sebanyak itu, tapi kalau pengertian masyarakat lain lain di masyarakat, pada kesempatan ini saya mohon maaf yang sebesar besarnya,” ucap Yudo melansir Republika.
Dia menjelaskan, saat ini, tidak ada operasi militer di Batam. Yudo menegaskan, yang ada pasukan TNI yang diminta bantuan kewilayahan, seperti penguatan di kodim dan Korem.