HERALDJABAR.COM, DEPOK – Lomba Tari Kreasi Daerah yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Depok dalam rangka memperingati Hari Bela Negara mendapatkan antusiasme positif dari berbagai peserta, salah satunya dari grup tari Dahayu yang mewakili SMPN 1 Kota Depok.
Berlangsung di Ballroom Lantai 4 Mall Pesona Square, acara ini menjadi wadah penting bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat sekaligus melestarikan budaya tradisional.
Mereka pun, tampil memukau dengan Tarian Maung Lugay, grup ini berhasil mencuri perhatian para penonton.
Tampilan apik tim Dahayu ini tidak hanya menjadi kebanggaan sekolah, tetapi juga membawa semangat pelestarian budaya lokal bagi generasi muda Kota Depok.
Tarian Maung Lugay sendiri merupakan tarian kreasi jaipong yang memiliki makna kelincahan dan keperkasaan harimau, simbol dari upaya menjaga lingkungan serta mencerminkan manusia unggul di berbagai bidang.
Anggota grup Dahayu terdiri dari Cahaya Ramadhani, Dinda Abellia Putri, Kharidah Azka Azahra, Syahbrina Rahmadhan, dan Marsya Callia Riveno.
Kelima siswa kelas 9 ini menampilkan tarian yang memadukan unsur tradisional dan modern.
Cahaya Ramadhani, perwakilan dari grup Dahayu, mengungkapkan bahwa tarian ini dipilih karena memiliki keunikan dan kekuatan budaya Sunda.
Menariknya, mereka bukan bagian dari ekstrakurikuler sekolah, melainkan berinisiatif sendiri untuk berlatih secara mandiri di rumah setiap pulang sekolah.
“Kita ada lima orang. Ini tari tradisional yang sudah di mix. Latihannya kita sendiri, bukan dari ekstrakurikuler. Kami bangga bawa nama sekolah,” ungkap Cahaya, Selasa (17/12/24).
Meski menghadapi persaingan ketat dari berbagai grup tari se-Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi), Cahaya dan tim tetap percaya diri dengan penampilan mereka.
“Pede sih, cuma kita masih kurang puas, pengen ngulang lagi. Udah sering manggung juga,” tambahnya.
Lebih lanjut, Cahaya memberikan saran agar semakin banyak perlombaan tari yang diadakan.
Ia juga berharap agar sekolah bisa menyediakan pelatih tari dan membuka kelas tari khusus.
“Maunya ada pelatih tari di sekolah, karena banyak yang tertarik ikut kelas tari,” ujarnya.
Para penari mengakui bahwa lomba ini sangat berarti bagi mereka, mengingat acara tersebut memberikan ruang apresiasi yang sangat dibutuhkan oleh pelaku seni tari di Kota Depok.
Mereka berharap semakin banyak lomba serupa yang diadakan, sekaligus menekankan pentingnya adanya pelatih tari di sekolah untuk membina potensi siswa yang tertarik dengan seni tari.
Bagi tim Dahayu, lomba kali ini memiliki arti yang sangat penting, karena memperebutkan piala Wali Kota Depok menjadi ajang bergengsi di kalangan pelajar.
“Senang banget ada lomba ini. Ini buat SMA kan, jadi kita pengen banget bisa ikut,” ucapnya.
Terakhir, grup tari Dahayu memang bukan pemain baru di dunia tari, mereka telah menorehkan sejumlah prestasi membanggakan dalam berbagai kompetisi, baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Beberapa pencapaian yang pernah diraih antara lain juara 1 dalam Indonesia International Culture Festival 2023 dan berbagai lomba tari kreasi lainnya.
“Targetnya kali ini tentu bisa menang, meskipun lawan-lawan kita bagus-bagus,” tutupnya. (*)