Walpri Bupati Bandung Barat Intimidasi Sejumlah Wartawan

- Komunitas
  • Bagikan
Pengawal pribadi (walpri) Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail dan Asep Ismail diduga melakukan intimidasi kepada sejumlah wartawan.

HeraldJabar.com — Pengawal pribadi (walpri) Bupati dan Wakil Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail dan Asep Ismail diduga melakukan intimidasi kepada sejumlah wartawan. Hal ini mengakibatkan awak media merasa tidak nyaman saat melakukan sesi wawancara.

Wartawan AyoBandung.com, Restu Syauqi, saat sesi wawancara dengan Bupati Jeje usai meninjau lokasi bencana di Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, pada Sabtu, 15 Maret 2025, malam, diduga mengalami intimidasi tersebut.

Restu bilang, walpri pimpinan KBB diduga kerap mengintimidasi wartawan, baik secara fisik atau verbal. Selama ini, wartawan hanya diberikan waktu 1-2 menit untuk bertanya.

Ia menuturkan, apa yang dilakukan oleh walpri itu bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU Pers) yakni pasal Pasal 18 ayat (1) UU Pers. Dalam pasal tersebut dijelaskan pihak yang menghalangi kerja jurnalis dapat dipidana 2 tahun penjara atau denda paling banyak Rp500 juta.

“Padahal kami hanya bertanya seputar penanganan bencana, tapi Walpri Pak Jeje terus memantau saya, beberapa kali juga menarik saya ke belakang. Tidak seharusnya berperilaku seperti itu. Karena kami punya kepentingan untuk segera menginformasikan kepada publik terkait penanganan bencana,” ungkap dia, Senin, 17 Maret 2025.

Selain itu, jurnalis Pikiran Rakyat Jabar, Deni Supriatna juga menjadi korban dugaan intimidasi tersebut. Itu terjadi ketika dirinya hendak mewawancarai Bupati di Pelataran Parkir Gedung B, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat, Senin, 17 Maret 2025.

Deni menjelaskan, saat itu ia mendapat perlakuan tak terpuji dari oknum walpri. Di mana, ia diduga diadang ketika akan melontarkan pertanyaan seputar isu du KBB. Oknum walpri itu juga disebut sempat menarik baju Deni.

“Sudah-sudah tidak ada pertanyaan lain wawancaranya beres,” kata Deni menirukan perkataan Walpri.

Akibat hal itu Deni merasa kecewa hingga membuatnya menilai ada upaya intimidasi dan menghalang-halangi tugas wartawan. Padahal, lanjutnya, ia hanya menjalankan tugasnya sebagai wartawan.

“Saya kecewa atas perlakuan dari ajudan Pak Jeje tadi. Baju saya ditarik ketika saya bertanya persoalan sampah di KBB yang masih belum tertangani,” ucapnya.

“Saya persoalkan kenapa harus arogan kan bisa secara baik-baik. Lagian apa yang saya tanyakan terkait kepentingan publik,” lanjutnya.

Sementara itu, Pimpinan Redaksi AyoBandung.com, Adi Ginanjar Maulana, meminta agar walpri Bupati Jeje meminta maaf kepada wartawan.

Menurutnya, sikap walpri tersebut telah mengganggu kinerja wartawan.

“Walpri bupati harus minta maaf ke wartawan karena sudah menghalang-halangi kerja wartawan yang dilindungi UU Pers,” katanya.***

Stay connect With Us :
  • Bagikan